Selamat Datang di Komunitas Pembelajar

MEMBANGUN CITRA DIRI YANG POSITIF



Oleh : Peri Irawan/Irawan Santoso

Stigma yang melekat dalam diri seseorang bisa mempengaruhi kehidupannya. Saat ini
banyak orang yang terkungkung dalam kehidupan dengan citra diri yang negatif, seperti ;
“saya kurang pengalaman”, “saya tidak berpendidikan tinggi, cuma tamatan SD”, “saya
bukan orang yang kaya”, “saya tidak punya uang”, “saya tidak pintar, kata orang tua ku, aku ini anak yang bodoh” dan lain sebagainya yang kesemuanya itu adalah gambaran citra diri yang negatif dan merendahkan diri sendiri.
Para Pembaca yang budiman, saya Peri Irawan yang di mana di radio RJFM 101,2 MHz nama saya adalah Irawan Santoso dalam keseharian hidup saya, saya suka bergaul dan berbincang masalah kehidupan dengan berbagai kalangan/lapisan masyarakat, dalam pengamatan saya di lapangan banyak anggota masyarakat khususnya yang menyebut diri mereka “rakyat biasa”, yang secara sadar ataupun tidak sadar mengucapkan kata-kata tersebut, yang secara tidak langsung merendahkan dirinya sendiri.

Keterbatasan menjadi alasan dan justifikasi terhadap kehidupan yang tidak diraihnya/biasabiasa
saja, mereka yang sering mengatakan hal negatif tersebut terlalu memfokuskan
kelemahan diri untuk membenarkan hidup yang tiada bermakna. Haruskah seperti itu?
Nyatanya kita banyak menyaksikan bahwa manusia-manusia yang sukses yang kita nilai
hebat dan besar di dunia ini justeru bukanlah orang-orang yang dilahirkan dari kalangan
keluarga kaya dan berada, terkenal, ataupun keluarga yang istimewa. Mereka rata-rata lahir dari keluarga yang sederhana bahkan dari keluarga yang hidup kekurangan (dalam arti materi). Dan kesuksesan mereka, ternyata diraih dengan perjuangan dan komitment hidup mereka untuk tidak hidup dalam keadaan rata-rata dan diremehkan oleh orang lain. Mereka berusaha mengatasi keterbatasan dengan setiap hal (potensi diri) yang mereka miliki.

Mengapa kita harus senantiasa membangun citra diri yang positif? Tentunya banyak hal
yang bisa kita dapatkan apabila kita hidup dengan citra diri yang positif. Citra diri yang positif
dapat memberikan keuntungan pada setiap segi kehidupan kita, diantaranya adalah dalam
pergaulan kita sehari-hari, dalam karir maupun dalam menjalankan bisnis yang kita geluti.

Bagaimana kita bisa mendapatkan penghargaan dari orang lain, apabila citra diri kita
negatif? Ada label negatif yang melekat ; sombong, angkuh, kolot, egois berlebihan, tidak
bisa dipercaya, ataupun hal lainnya yang negatif. Oleh karena itu kita harus senantiasa
membangun citra diri yang positif (rendah hati, baik hati, terbuka, ringan tangan untuk
membantu orang lain, kredibel dan hal lainnya yang positif tentunya), agar bisa menimbulkan rasa penerima dan kepercayaan dari orang lain terhadap diri kita dan membangun citra diri yang positif harus dimulai di dalam diri kita sendiri dengan memperbaiki keyakinan yang telah tertanam dalam diri kita, baik sadar ataupun tidak sadar.

Bagaimana caranya membangun citra diri yang positif? Para ahli tentang hubungan
kemanusian memberikan beberapa tehnik sederhana, diantaranya kita bisa memulai dengan teknik afirmasi (penegasan) dan incantation (teknik afirmasi yang diiringi dengan gerakan) yang dilakukan secara intens dan berulang-ulang, diiringi keyakinan dan biasakan setiap hari. Afirmasi merupakan bentuk penegasan diri melalui kata-kata yang positif (sesuai apa yang kita inginkan), agar tujuannya apa yang senantiasa kita katakan menjadi keyakinan baru di dalam jiwa maupun alam bawah sadar kita tentunya.

“Saya seorang yang sukses..”
“Aku/saya bisa melakukannya..”
“Saya sehat, kuat dan percaya diri”
“Semakin lama saya semakin sehat, semakin kaya dan semakin bahagia”
“Saya manusia yang selalu beruntung”
“Saya dianugrahi kekayaan tanpa batas”
“Saya cerdas dan kreatif”
“Aku/saya pasti sukses”

Ucapkan dengan keras, yakini, berulang-ulang dan setiap hari. Dengan harapan, image diri yang selalu kita afirmasikan menjadi bagian penting dalam hidup kita, Afirmasi yang biasa kita lakukan hendaknya kita percayai dan kita buktikan dengan semangat dan integritas (melakukan apa yang telah diucapkan, mengucapkan apa yang telah dilakukan), dan semoga hasil afirmasi yang telah kita lakukan memiliki nilai lebih maksimal.
Teknik incantation (inkantasi) juga merupakn tehnik afirmasi yang diiringi dengan gerakan. Misalnya afirmasi “Saya sehat, saya kuat, saya bisa” sambil melancat-loncat, memukul atau menendang – gerakan apapun yang bisa anda lakukan, penuh penghayatan sampai luapan emosional membuncah dalam teknik incantation tersebut.

Para pembaca yang budiman, marilah kita senantiasa membangun citra diri yang positif,
sebagai pijakan awal untuk menata kehidupan dan hari yang lebih baik, menebar benih
kehidupan yang positif, yang diharapkan bertumbuh dan mengakar kuat, mengahasilkan
buah kebaikan bagi sesama. Ingatlah bahwa kualitas gaya hidup kita ditentukan dari apa
yang telah kita dapatkan, namun kualitas hidup kita diperoleh dari apa yang bisa kita berikan.

Akhirnya saya selaku penulis sangat berharap bisa berbagi pengalaman dengan para
pembaca tentang pengembangan diri dan menuju hidup yang lebih baik. Salam Sukses...!



1 komentar:

  1. MEMBANGUN DAN MEMBINA JARINGAN
    Oleh : Peri Irawan/Irawan Santoso
    Manusia adalah makhluk sosial, hal tersebut menyatakan bahwa manusia tidak bisa hidup
    sendiri. Fakta tersebut pernah kita pelajari semua di sekolah, sebagai makhluk sosial maka
    kita memerlukan bantuan, dukungan serta kerjasama dari orang lain. Kali ini kita akan
    mempelajari tentang hal ‘bersosialisasi’ tersebut, dan kita mengangkat tema membangun dan
    membina jaringan, apa itu jaringan (dalam bidang sosial kemasyarakatan tentunya)? Adalah
    merupakan serangkaian koneksi/hubungan antar individu, antar organisasi/perusahaan atau
    antara individu-organisasi yang saling memerlukan satu sama lain sehingga bisa mencapai
    suatu tujuan dengan lebih efektif dan efisien, jaringan bisa berbentuk apa saja, misalnya
    jaringan kerja, jaringan persahabatan, jaringan informasi, jaringan bisnis dan lain sebagainya.
    Dengan menerapkan kerja jaringan maka kita akan menerapkan sebuah pola kerjasama
    secara kolektif, yang tentunya kita sedang mensinergiskan dan mensikronkan setiap potensi
    ataupun kemampuan individu sehingga bisa dihasilkan manfaat yang berlipat ganda. Jaringan
    merupakan sebuah daya ungkit yang dapat memaksimalkan potensi individu menjadi potensi
    kolektif, dimana saling menguatkan, saling melengkapi dan saling mendukung, sehingga kerja
    yang kecil semakin memiliki manfaat teknis yang lebih besar.
    Beberapa manfaat apabila kita memiliki jaringan diantaranya;
    1. Banyak hal yang dapat kita pelajari, khususnya tentang hal-hal yang tidak kita ketahui baik
    sebuah pengetahuan atau skill, maupun tentang seseorang.
    2. Kita bisa mengetahui kelemahan diri serta kekuatan orang lain yang tentunya bisa kita
    ambil manfaatnya.
    3. Memperbanyak teman dalam suatu kepentingan.
    4. Bisa saling tukar menukar informasi, kebutuhan ataupun solusi sebuah masalah.
    5. Meningkatkan rasa solidaritas dan kepekaan sosial, bila kita menemukan orang yang satu
    jaringan yang hidupnya seberuntung kita.
    6. Bisa berbagi dalam banyak hal tentang kebaikan.
    Bahkan dalam buku saku berjudul Kerja Jaringan karya Jon Warner, bahwa manfaat dari
    menerapkan Kerja Jaringan adalah ;
    1. Sebagai sarana pemasaran dengan biaya paling efektif.
    2. Rujukan kerja jaringan secara tipikal menghasilkan lebih dari 80% dibanding secara
    konvensional.
    3. 70-80% pekerjaan ditemukan melalui kerja jaringan.
    4. Setiap orang yang kita temui mempunyai 200-250 orang yang mereka kenal yang dapat
    membantu kita.
    5. Siapapun yang ingin kita temui atau hubungi di dunia, hanya lima hingga enam kontak
    orang dari Kita (istilah mbak Jennie S. Bev The Six Degrees of Separation Theory silahkan
    kunjungi situsnya di www.jennieforindonesia.com)
    Selain itu membangun dan membina jaringan memerlukan banyak aspek, tentunya untuk
    mendukung sebuah jaringan bisa terbentuk dan kokoh (karena kita berharap jaringan yang kita
    bangun dan kita bina dapat memberikan manfaat terus menerus demi kemashlahatan umat),
    adapun aspek tersebut ;
    - Keinginan yang tulus untuk kita hidup dalam sebuah komunitas atau jaringan.
    - Terus belajar tentang bagaimana membagun hubungan dengan sesama manusia.
    - Mengetahui manfaat sebuah jaringan.
    - Memahami dasar-dasar membuat sebuah jaringan.
    - Serta memiliki strategi untuk tetap membina dan mempertahankan jaringan yang telah
    kita miliki.
    Beberapa contoh jaringan yang kita lihat, atau dalam kehidupan sehari-hari ;
    Jaringan Internet ;
    Jaringan Transfortasi ;
    Jaringan Telekomunikasi (telepon/Hp diantaranya) ;
    Jaringan Bisnis (Waralaba, Franchaise, MLM) ;
    Jaringan kerja (komunitas berbagai profesi) ;
    “Jaringan Ikan (misalnya Filosofi)”

    BalasHapus